Sabtu, 28 Mei 2011

Perahu Kehidupan (Lepas dari angin ribut permasalahan)

Markus 4:38  Pada waktu itu Yesus sedang tidur di buritan di sebuah tilam. Maka murid-murid-Nya membangunkan Dia dan berkata kepada-Nya: "Guru, Engkau tidak perduli kalau kita binasa?"
    Suatu Kali Yesus dan murid-murid menumpang sebuah perahu menuju daerah orang Gerasa. Dan ketika mereka sedang berlayar, Yesus tertidur. Sekonyong-konyong turunlah Taufan kedanau dan mengguncang perahu itu, sehingga perahu itu kemasukan air dan mereka dalam bahaya. Ketika perahu hampir tenggelam, murid-murid Yesus teringat kepada-Nya dan membangunkannya, katanya: “Guru, Engkau tidak peduli kalau kita binasa?. Yesus bangun dan menghardik angin ribut itu dan danau menjadi tenang kembali.
    Tahukah saudara bahwa kehidupan kita juga seperti kisah perahu itu. Kehidupan kita tidak ubah dengan sebuah buah perahu yang sedang berlayar di sebuah danau. Namun, perahu kita berbeda dengan perahu orang lain karena perahu kita mempunyai target sasaran yang jelas. Kalau perahu Yesus dan murid-muridnya menuju Gerasa, maka perahu kehidupan kita adalah menuju Yerusalem Baru, Surga yang mulia.
    Namun, untuk menuju sasaran yang di harapkan tidaklah mudah, karena ada banyak tantangan dan hambatan yang siap menghadang. Iblis tidak akan tinggal diam dan membiarkan begitu saja saudara sampai ke sasaran yang di harapkan. Sama seperti iblis tidak mengharapkan perjalanan Yesus dan murid-muridnya sampai dengan mulus ketanah Gerasa. Iblis mendatangkan angin ribut untuk menghalau dan menenggelamkan perahu mereka. Kenapa? Karena di gerasa ada seorang sedang kerasukan roh jahat yang di sebut Legion, butuh pertolongan Yesus.
    Menurut thefreedictionary.com legion adalah sebutan untuk satu divisi tentara Romawi yang berjumlah kira-kira 3000 – 6000 orang laki-laki. Bayangkan, di gerasa ada sepasukan besar roh jahat yang berjumlah kira-kira 3000-6000 sedang merasuki seorang laki-laki. Roh-roh ini tahu kalau Yesus datang ketempat itu, pastilah Ia mengusir mereka dari tubuh laki-laki itu. Itulah sebabnya mereka berusaha menghalangi perjalanan Yesus agar tidak sampai ke sana.
    Saudaraku, sama seperti setan tidak ingin lepas dari tubuh laki-laki yang dirasukinya, demikian juga setan akan berusaha untuk menghalangi kita untuk menang dan sampai kepada sasaran kita, Yerusalem Baru. Setan akan mendatangkan badai dan mengguncangkan perahu kehidupan kita, dengan dua harapan, yaitu:
1.    Mati tenggelam (tidak sampai tujuan)
2.    Menyimpang Jalur (ujung-ujungnya juga tidak sampai ke tujuan).
Banyak jenis angin ribut yang bisa di datangkan iblis, contohnya adalah: kesulitan perekonomian, rumah tangga yang berantakan, pertengkaran, perselisihan, kegagalan, dll. Dan banyak pula orang yang bunuh diri (tenggelam) atau meninggalkan Yesus (Menyimpang Jalur) karena permasalahan-permasalahan diatas.
    Lalu, bagaimana dan apa tindakan kita agar dapat menang dan lepas dari angin ribut itu?
1.    Jangan Biarkan Yesus tertidur di dalam hidupmu.
Luk 8:24  Maka datanglah murid-murid-Nya membangunkan Dia, katanya: "Guru, Guru, kita binasa!" Iapun bangun, lalu menghardik angin dan air yang mengamuk itu. Dan angin dan air itupun reda dan danau itu menjadi teduh.
Kesalahan terbesar murid-murid dalam kisah ini adalah membiarkan Yesus tertidur. Murid-murid yang rata-rata berasal dari kalangan Nelayan seperti Petrus, merasa tidak butuh Yesus dalam mengemudikan perahu itu. Petrus sangat berpengalaman dan dengan pengalamannya bertahun-tahun sebagai Nelayan merasa sanggup dan mampu membawa perahu sampai ketujuan. Namun akhirnya, pengalamannya bertahun-tahun itu tidak mampu melepaskan mereka dari angin ribut. Untunglah, ketika perahu hampir tenggelam, ia ingat Yesus dan berseru kepada-Nya.
    Saudara, orang yang mengandalkan kekuatan sendiri adalah orang yang membiarkan Yesus tertidur. Orang seperti ini tidak membiarkan Tuhan yang memegang kendali atas hidupnya. Ia merasa tidak perlu Tuhan, dan mungkin saja ia juga merasa Tuhan itu tidak ada. Itulah sebabnya ketika setelah dengan segenap kekuatannya ia tidak mampu, akhirnya ia mengambil jalan pintas, bunuh diri. Maka benarlah apa yang firman Tuhan katakan dibawah:
    Yeremia 17:5-6  Beginilah firman TUHAN: "Terkutuklah orang yang mengandalkan manusia, yang mengandalkan kekuatannya sendiri, dan yang hatinya menjauh dari pada TUHAN!  Ia akan seperti semak bulus di padang belantara, ia tidak akan mengalami datangnya keadaan baik; ia akan tinggal di tanah angus di padang gurun, di negeri padang asin yang tidak berpenduduk.
    2.    Jangan biarkan ketakutan menguasai.
Markus 4:40  Lalu Ia berkata kepada mereka: "Mengapa kamu begitu takut? Mengapa kamu tidak percaya?"
    Ketakutan membuat murid-murid hampir kehilangan iman. Ketakutan membuat murid-murid lupa bahwa orang yang bersama-sama dengan mereka, yang sedang tertidur di buritan, yaitu guru mereka, adalah orang yang berkuasa yang sanggup mengadakan mujizat.
    Saudaraku, ketakutan membuat kita tidak tenang. Dan orang yang tidak tenang akan sulit sekali berdoa.
1Petrus 4:7  Kesudahan segala sesuatu sudah dekat. Karena itu kuasailah dirimu dan jadilah tenang, supaya kamu dapat berdoa.
    Oleh sebab itu jangan biarkan kita di kuasai oleh ketakutan karena ketakutan adalah siasat iblis (baca di sini).
    3.    Jaga kualitas kepercayaanmu.
Luk 8:25  Lalu kata-Nya kepada mereka: "Di manakah kepercayaanmu?" Maka takutlah mereka dan heran, lalu berkata seorang kepada yang lain: "Siapa gerangan orang ini, sehingga Ia memberi perintah kepada angin dan air dan mereka taat kepada-Nya?"
    Ketika angin ribut dan danau semakin menderu, murid-murid sangat ketakutan dan berkata “Guru, Guru, kita binasa!” (Lukas 8: 24). Ini adalah sebuah kata kekalahan dan menunjukkan rasa ketidakpercayaan mereka kepada Yesus. Hati murid-murid begitu keras padahal sudah banyak mujizat yang mereka lihat yang di kerjakan oleh Tuhan Yesus. Lumpuh berjalan, buta melihat dan orang mati hidup kembali. Oleh sebab itu Yesus menegur mereka dengan keras karena ketidak percayaan mereka.
    Daud pernah mengalami permasalahan yang besar dalam hidupnya. Istri dan anak-anaknya, demikian juga istri dan anak-anak pengikutnya beserta seluruh harta benda mereka di culik dan dirampas oleh Orang Amalek. Posisi Daud lebih terjepit lagi karena orang-orang Ziklag ingin melempari Daud karena peristiwa itu. Namun peristiwa itu tidak membuat kepercayaan Daud menjadi luntur. Peristiwa itu justru meningkatkan kualitas kepercayaan Daud kepada Tuhan. Itu kita temukan pada ayat dibawah:
    1Samuel 30:6  Dan Daud sangat terjepit, karena rakyat mengatakan hendak melempari dia dengan batu. Seluruh rakyat itu telah pedih hati, masing-masing karena anaknya laki-laki dan perempuan. Tetapi Daud menguatkan kepercayaannya kepada TUHAN, Allahnya.
    Kita bisa belajar dari Daud, ketika angin ribut permasalahan datang melanda, jangan biarkan kualitas perpecayaanmu menurun, melainkan kuatkanlah, karena Tuhan tidak akan membiarkan orang yang mempercayakan hidupnya kepada-Nya menjadi kecewa. Sebagaimana Tuhan menjawab doa Daud dan melepaskan ia dari kesesakan demikian juga Tuhan akan menjawab doa dan melepaskan saudara dan saya dari angin ribut permasalahan yang sedang saudara alami. Tuhan Yesus memberkati. Amin

Sumber: http://www.renungan-kristen.com/

0 komentar:

Posting Komentar

 
Design by roganda | Sponsored by Pusat informasi layanan - Beranda | blogger